Sumber daya manusia merupakan faktor utama keberhasilan dalam mengembangkan suatu kegiatan wisata karena SDM sendiri menjadi subjek pembangunan. Salah satu cara meningkatkan kualitas SDM adalah dengan melakukan berbagai pelatihan. Selain itu, dapat pula dilakukan kegiatan studi banding untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari objek-objek wisata yang sudah mandiri sehingga dapat menjadi percontohan. Pelaksanaan kegiatan Pelatihan dan Studi Banding dalam rangka Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia Pengelola Desa Wisata Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dari salah satu dosen program studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, UGM. Bapak Agung Satrio Nugroho S. Si., M. Sc bersama dengan tim yang terdiri atas 3 mahasiswa program studi Pembangunan Wilayah yaitu Bintang Cahya R. P., Kinanthi Sukmaning Sekar, dan Abila Krisna Wardana menerapkan ilmu dari mata kuliah yang sudah dipelajari seperti Geografi Pariwisata, Perencanaan Desa, dan Pengembangan Masyarakat dalam kegiatan pengabdian ini.
Serangkaian kegiatan pelatihan yang diberikan untuk peningkatan kapasitas SDM Pengelola Desa Wisata Mranggen diawali dengan pembentukan struktur organisasi pengelolaan desa wisata yang efektif. Dengan adanya struktur pengelola ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kinerja lembaga di dalamnya. Orang-orang yang terlibat dalam struktur organisasi Pengelola Desa Wisata Mranggen bersama Pokdarwis, BPD, dan perangkat desa lainnya kemudian turut serta dalam kegiatan pelatihan dan studi banding ke kawasan objek wisata Embung Nglanggeran pada tanggal 11 September 2022 untuk mencari ilmu terkait pengembangan desa wisata. Kegiatan pelatihan dan studi banding dibuka dengan pemaparan Grand Design Master Plan Pembangunan Objek Wisata Konservasi Mata Air Embung Mranggen di Desa Wisata Mranggen sebagai gambaran awal dan pandangan dalam pengembangan Desa Wisata Mranggen oleh Bapak Agung dan tim.
Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan kepada pihak Pengelola Desa Wisata, Pokdarwis, BPD, dan Perangkat Desa Mranggen dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pihak-pihak terkait dalam membangun dan mengembangan desa wisata. Materi-materi yang disampaikan meliputi materi tentang komponen kepariwisataan yang mencakup 4A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Aktivitas), manajemen karir SDM, manajemen keuangan dan aset, manajemen kerumahtanggaan, dan pengembangan teknik marketing yang disampaikan oleh Bapak Agung Satrio Nugroho S. Si., M. Sc dan Bapak Hilary Reinhart S. T., M. Sc.
Setelah pemaparan materi, peserta diajak untuk mengikuti praktek pembuatan dodol coklat bersama tim dari Objek Wisata Embung Nglanggeran. Praktek yang diberikan bertujuan untuk mengenalkan produk-produk olahan kebun kakao di sekitar Embung Nglanggeran agar dapat dicontoh oleh pengelola wisata di Desa Mranggen. Selain itu, peserta juga dikenalkan dengan berbagai alat-alat pengolahan coklat yang ada di Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran. Peserta yang terlibat dalam pembuatan dodol dan pengenalan alat-alat pengolahan coklat nampak sangat senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Bahkan beberapa peserta terlihat sudah langsung mahir dalam mengemas produk dodol. Hasil praktek pembuatan dodol coklat ini juga dapat dibawa pulang oleh peserta sebagai oleh-oleh.
Kegiatan dilanjutkan dengan tour keliling embung dan kebun buah yang ada di sekitar kawasan Embung Nglanggeran. Dalam tour ini, peserta studi banding didampingi oleh Bapak Sudi Yana dan Tugiran yang menjelaskan terkait berbagai teknik-teknik pengelolaan dan pemeliharaan embung serta kebun buah. Dalam prakteknya, Bapak Sudi Yana menjelaskan tentang bagaimana cara mengelola embung agar dapat menjadi sumber pasokan air untuk menghidupkan kebun buah yang ada di bawahnya. Di mana kebun buah ini kemudian dapat meningkatkan daya tarik embung dan menjadi sebuah paket wisata yang banyak menarik wisatawan. Pada sesi ini banyak diberikan contoh-contoh penerapan ilmu kepariwisataan yang sudah diberikan oleh Bapak Agung dan Bapak Hilary sebelumnya, sehingga peserta dapat melihat secara langsung hasil dari penerapannya.
Setelah tour, diadakan sesi tanya jawab dan sharing antara pengelola Desa Wisata Mranggen dan pengelola Objek Wisata Embung Nglanggeran. Dari pelatihan dan tour yang sudah dilakukan, banyak muncul pertanyaan dari peserta yang kemudian terjawab satu per satu. Pengelola Objek Wisata Nglanggeran juga berbagi beberapa tips dan pesan kepada Pengelola Desa Wisata Nglanggeran agar terus konsisten dalam membangun desa wisata karena untuk tumbuh menjadi desa wisata yang mandiri membutuhkan proses yang panjang. Kegiatan pelatihan dan studi banding ini kemudian ditutup dengan foto bersama. Beberapa peserta juga menyempatkan untuk berbelanja beberapa produk olahan coklat yang dijual di toko oleh-oleh Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran.