Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #92 pagi tadi. Adapun tema yang diusung adalah “Refleksi Wawasan Nusantara dan Kemaritiman dalam Pembangunan Daerah Berbasis Maritim di Indonesia”. Seminar dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Bapak Sora Lokita, S.H., M.IL. (Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Republik Indonesia) dan Ibu Intan Defrina, S. Sos., M. A. (Head of Partnership and Government Relations Archipelagic and Island State, UNDP). Pengantar materi adalah Bapak Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. (Sekretaris Dewan Guru Besar UGM dan Dosen Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi UGM). Moderator seminar ini adalah Bapak Hafidz Wibisono, S.T., M.T. (Dosen Departemen Geografi Pembangunan, Universitas Gadjah Mada). Host seminar adalah Bapak Dr. Erlis Saputra, M. Si. (Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM). Sambutan seminar diberikan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada).
Narasumber Bapak Sora Lokita, S.H., M.IL. memaparkan terkait refleksi Wawasan Nusantara dan kemaritiman Indonesia. Sejarah maritim di Indonesia ditunjukkan pada relief Borobudur yang menceritakan pelayaran hingga Afrika yang disebut ekspedisi Samudera Raksa. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan memiliki 17.500 pulau, 108.000 km panjang garis pantai, dan terletak di jalur pelayaran dunia. Pada Pemerintahan periode pertama Presiden Joko Widodo memerintahkan Kemenko Kemaritiman untuk menyusun dokumen acuan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia merupakan cara pandang Indonesia mengenai konsep negara kemaritiman yaitu pengelolaan pembangunan kemaritiman secara luas yang tertuang dalam 7 Pilar Strategi Kebijakan Kelautan Indonesia.
Narasumber Ibu Intan Defrina, S. Sos., M. A. memaparkan terkait Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum). Gagasan tentang AIS Forum disampaikan pada tahun 2017 di konferensi kelautan PBB pertama di New York dan kemudian diresmikan tahun 2018 di Manado dengan disepakati oleh 21 negara. AIS Forum adalah platform yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan UNDP Indonesia, yang dirancang untuk mengikutsertakan 51 negara pulau dan negara kepulauan terlepas dari wilayah, ukuran, dan tingkat pembangunannya. AIS Forum selaras dengan tujuan poin ke-14 SDGs, yaitu melestarikan dan memanfaatkan samudera dan sumber daya laut secara berkelanjutan. Terdapat empat program utama dalam AIS Forum, yaitu penelitian dan pengembangan, kewirausahaan, pembiayaan inovatif, dan kerjasama internasional.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, Pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Kami juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui https://lynk.id/sdgseminarseries
Salam SDG’s