Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM, Kelompok Studi Gender & Pembangunan Fakultas Geografi UGM, bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, serta Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #79 pagi tadi dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional. Adapun tema yang diusung adalah “Literasi Responsif Gender dan Pembangunan Berkelanjutan I: Raising Children Awareness”. Seminar dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Narasumber yang hadir pada seri kali ini adalah Ciput Eka Purwianti, S.Si., M.A., (Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, KPPPA RI) dan Budi Santosa Asrori, S.E., M.Si. (Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta) bersama Hasyim, S.IP, M.Acc (Kabid. Pembinaan SMP, Disdikpora Kota Yogyakarta). Pengantar wacana adalah Prof. Dr. Suratman, M. Sc (Guru Besar dan Ketua KLMB Fakultas Geografi, UGM). Moderator seminar SDGs #79 adalah Ibu Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA. (Ketua Kelompok Studi Gender & Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM). Host seminar ini adalah Dr. Erlis Saputra, M.Si. (Ketua Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM). Sambutan diberikan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko (Dekan Fakultas Geografi UGM).
Pemaparan pertama oleh narasumber Ciput Eka Purwianti, S.Si., M.A., menjelaskan kebijakan dan program peningkatan kesadaran anak dalam perlindungan anak serta urgensi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual sebagai bagian dari upaya literasi responsif gender dan anak, yang dapat mendorong anak agar dapat mengolah informasi perbedaan gender secara sistematis sehingga tercapai kesetaraan gender. SDGs dicapai dengan salah satunya pembangunan manusia dengan strategi penguatan sistem perlindungan anak. Pada hakekatnya anak memiliki 4 hak, yaitu hak hidup, hak mendapatkan perlindungan, hak berpartisipasi, dan hak tumbuh kembang. Anak kemudian dapat berperan menjadi pelopor dan pelapor. Pelopor berarti menjadi agen perubahan dan pelapor berarti terlibat aktif menyampaikan pendapat.
Kemudian narasumber kedua dari Disdikpora Kota Yogyakarta yakni Hasyim, S.IP, M.Acc pada sesi berikutnya menyampaikan capaian serta program Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta yang berkaitan dengan SDGs tujuan pendidikan yang mempertimbangkan kesetaraan gender, keluarga miskin, anak kebutuhan khusus, pendidikan formal, serta pendidikan masyarakat. Beberapa program yang dilaksanakan seperti Jaminan Pendidikan Daerah, UPT Disabilitas Bidang Pendidikan dan Resources Centre, pendidikan formal dan masyarakat sebagai bentuk upaya pengembangan pendidikan yang “no one left behind” di Kota Yogyakarta.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, Pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Juga mohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui:
- YouTube SDGs Seminar Series Fakultas Geografi UGM http://bit.ly/SDGsSeminarSeriesFakultasGeografiUGM
- Instagram: @sdgsseminarseries
- Website: sdgs.geo.ugm.ac.id
- Medium Citrakara Mandala: Seminar SDG’s Series
Salam SDG’s