Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi (FORPIMGEO) dan Fellow Leadership for Environment and Development (LEAD) telah menyelenggarakan seminar bulanan Sustainable Development Goals Seminar Series (SDG’s Seminar Series) yang ke #68 pagi tadi. Seri ke-6 ini merupakan penutup seri Leadership kerjasama FORPIMGEO dan LEAD, juga menjadi pembuka kegiatan Musyawarah Nasional FORPIMGEO 2021 dan masuk dalam rangkaian Dies Natalis Fakultas Geografi UGM ke-58 dengan tema “Membumikan Kepemimpinan Disaat Pandemi”. Seminar ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Prof. Dr. Ani Mardiastuti (Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Fellow LEAD), Dr. Hafid Setiadi, S.Si, M.T. (Ketua Prodi S1 Geografi Universitas Indonesia, Pengurus FORPIMGEO), Dr. rer. nat Nandi, M.T, M.Sc. (Ketua Prodi Pendidikan Geografi S2/S3 SPs Universitas Pendidikan Indonesia, Pengurus FORPIMGEO), Dr. Siti Fadjarajani, M.T. (Ketua Prodi Magister Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi, Pengurus FORPIMGEO), dan Drs. Yuli Priyana, M.Si. (Wakil Dekan Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pengurus FORPIMGEO). Sambutan diberikan oleh Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si selaku Dekan Fakultas Geografi UGM. Moderator SDGs #68 oleh Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. (Guru Besar Universitas Gadjah Mada dan Ketua Umum FORPIMGEO). Host seminar adalah Dr. Erlis Saputra, M.Si. selaku Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM.
Sesi pertama pemaparan dibuka oleh Prof. Dr. Ani Mardiastuti yang menyampaikan mengenai Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA). Pandemi yang merupakan VUCA situation membutuhkan growth mindset dan adaptive leadership. Adaptive leadership dimulai dari diri sendiri lalu menyebar ke seluruh arah meliputi teman-teman, subordinates (bawahan), dan superior (atasan). Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa kita harus adaptif terhadap perubahan, karena perubahan merupakan suatu keniscayaan dan yang tidak berubah akan tertinggal ataupun ditinggalkan.
Drs. Yuli Priyana, M.Si. pada sesi kedua mejelaskan mengenai berbagai kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia. Pandemi berdampak pada keberlangsungan proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, sehingga peran kepemimpinan di Fakultas sangat penting. Model kepemimpinan serta sikap kepemimpinan yang meliputi tenang, percaya diri, adaptasi, menetukan prioritas, komunikasi, dan memberikan motivasi sangat penting dalam menghadapi pandemi.
Disampaikan oleh Dr. Hafid Setiadi, S.Si, M.T. pada sesi ketiga mengenai konsep membumikan serta kepemimpinan. Kepemimpinan diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan antara komponen alam, ekonomi, dan sosial. Terdapat enam dimensi kepemimpinan yaitu kewenangan, etika, proses, isi, manajemen, dan bahasa. Dimensi tersebut perlu dibawa dalam proses kepemimpinan sehingga hasilnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Metabolisme kepemimpinan dimulai dari klarifikasi nilai diharapkan dapat menciptakan tindakan kolektif untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
Sesi keempat merupakan pemaparan oleh Dr. rer. nat Nandi, M.T., M.Sc. yang menjelaskan bahwa pandemi merupakan krisis global, sehingga menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menunjukan eksistensi dalam kepemimpinan. Kepemimpinan kolektif dibutuhkan dalam penangan pandemi ini. Konsep kompas kepemimpinan kolektif merupakan alat untuk mendukung individu, tim, organisasi, kelompok untuk memperkuat dimensi kepemimpinan dan membangun ekosistem kolaborasi yang dinamis dalam sebuah perbuhan. Peran geografi yang dibutuhkan untuk kepemimpinan kolektif yaitu pemimpin yang memiliki geographical thinking dan geographical skill sehingga dapat menjaga bumi.
Pemaparan terakhir pada sesi kelima diberikan oleh Dr. Siti Fadjarajani, M.T. mengenai kepemimpinan perempuan memiliki ciri tertentu yang identik dengan feminist and values dan dapat dipahami melalui tindakan berupa keterikatan emosional dan interpersonal. Pemimpin perempuan dinilai lebih luwes, memiliki empati tinggi, memiliki motivasi tinggi, jujur, adil, memiliki kemampuan negosiasi, dan memiliki terobosan/ide. Pada masa pandemi, pemimpin perempuan memiliki peran yang sangat signifikan dan dapat menunjukan kiprah dalam berbagai bidang kehidupan serta dalam upaya penangan pandemi.
Sesi terakhir pada diskusi ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia yang tergabung dalam FORPIMGEO, Pemerintah, private sector serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Bapak/Ibu yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Sekaligus mengundang Bapak/Ibu untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDG’s Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui:
- YouTube SDGs Seminar Series Fakultas Geografi UGM http://bit.ly/SDGsSeminarSeriesFakultasGeografiUGM
- Instagram: @sdgsseminarseries
- Website: sdgs.geo.ugm.ac.id
- Medium Citrakara Mandala: Seminar SDG’s Series
Salam SDG’s