Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM telah menyelenggarakan seminar bulanan Sustainable Development Goals (SDGS) Seminar Series yang ke #60 pada Rabu, 9 Desember 2020 dengan tema “Woman Empowerment : Mastering Life Through Education”. Seminar dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media Webex dan live Youtube. Narasumber pada series kali ini adalah Dr. Annisa Triyanti, M.Sc. (Postdoctoral Researcher at the Copernicus Institute of Sustainable Development, Utrecht University) dan Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.T., M.Sc. (Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Geografi UGM). Dipandu oleh Host Prof. Dr. M. Baiquni MA dan Moderator Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA. (Dosen dan Koordinator Kelompok Studi Gender dan Pembangunan Fakultas Geografi UGM). Series kali ini mengusung point SDGS ke 4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke 5 (Kesetaraan Gender).
Spesial memperingati hari ibu, dari ibu kita lahir, ibu sebagai guru pertama, sejak dalam kandungan diberikan gizi hingga lahir diberi kasih sayang, sudah saatnya kita menghormati ibu kita selagi masih ada. Prof Baiquni membuka acara dengan sedikit pemberitahuan bahwa tahun depan Januari 2021, host SDGS akan diganti oleh Kepala Departemen yang baru. Seminar SDGs telah berlangsung dengan khidmat, meskipun awalnya tidak mudah menyakinkan para peserta untuk hadir dan belajar, hanya orang yang terbuka dan berwawasan longgar yang hadir. Dengan webinar kita dapat menjangkau peserta yang jauh. Bagaimana perempuan berperan dalam setiap aspek kehidupan. Pada januari 2021 akan dilanjutkan terkait kajian serta lecturer archipelago yang telah diawali di tahun 2014 yang lalu. Dunia cenderung monoculturization, yang menyebabkan berlomba-lomba terhadap ekonomi, yang itu juga tidak membuat manusia menjadi manusia yang adil dan beradab. Kemakmuran harus diawali dengan keadilan dan beradab.
Pada sesi pertama Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron memaparkan bahwa “Memupuk percaya diri sebagai seorang geograf yaitu sebagai peneliti, harus memastikan fakultas geografi mematutkan diri dan memperbaiki diri sehingga peringkat Fakultas Geografi Gadjah Mada memiliki bekal yang cukup. Dari sekian banyak peran yang saya lakukan, peran saya sebagai geographer adalah melihat fenomena yang berada di atas earth surface melalui interkorelasi dan korelasinya. Scientifiec knowledge yang saya miliki adalah jati diri saya.” Orang ekonomi dekat dengan kalkuator kalau geograf adalah dekat dengan maps dan lain-lain. Menjadi doctor merupakan sebuah perjalanan, sejauh Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron pergi, bekal ilmu di geografi menempel di kepala beliau kemanapun beliau studi. Memanfaatkan setiap menit rezeki yang sudah Allah berikan kepada kita dengan cara belajar dan lulus tepat waktu. Dunia sekolah berbeda dengan dunia kerja, ketika sekolah waktu full milik anda, kalo kerja waku milik tim kerja anda, sesama dosen di kantor dll. akademik live merupakan jalan setapak sunyi dengan segala keindahannya milik anda. Kalau dunia kerja seperti jalan tol dengan segala hiruk pikuk dimana setiap orang memiliki tujuannya masing-masing, kita harus berjalan cepat. Mematut diri, apakah sudah cukup professional mulai dari tampilan scholar, scopus, dan penelitian harus sebagus mungkin. switch on semenit dengan berbagai tanggung jawab, menjadi ibu dan di dunia kerja.
Pada sesi selanjutnya Dr. Annisa Triyanti atau kerap dipanggil Ibu Ica memaparkan tips tips motivasi berupa personal journey, curiosity, passion in science, and finding my limits. Termotivasi unuk sekolah diluar negeri, berinteraksi dengan berbagai kolega, dan mendapatkan S3 di luar negeri. “Sebelum saya apply banyak juga tantangan sebagai wanita Indonesia, seperti socio-culture pressure, stereotipe, dan miskonsepsi tentang kapasitas perempuan untuk sekolah keluar negeri. Yang membuat saya tetap kekeh untuk pergi adalah dukungan orang tua, bapak ibu sangat open minded untuk saya bisa lulus sekolah negeri. Inspirasi mentor-mentor dari fakultas geografi yang sangat supportif untuk belajar”, lanjut beliau. Tips and trik bagaimana bisa menyeimbangkan work and life ysitu dengan Manajemen waktu, dengan menggnakan logbook, pekerjaan apa yang harus dilakukan satu minggu atau hari itu. Sorting and prioritizing, harus memprioritaskan sesuatu. Bagi seorang ibu lakukan pekerjaan rumah tangga dipagi-pagi buta, dan diakhir minggu. Weekend memberikan waktu dengan keluarga. Komunikasi dengan keluarga dan kolega. Olahraga doa dan meditasi, dan jangan lupa untuk Menelfon keluarga atau teman. 5 bola kehidupan Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Pertamana, Integritas.
Selanjutnya diskusi berlanjut dengan tanya jawab dan ditutup oleh Moderator Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA dengan baik dan ajakan mengikuti series selanjutnya. Sesi akhir ditutup dengan closing statement yang menyatakan “Perempuan memiliki tiga kehidupan yaitu akademik life, professional, and persolanl life. Support dari patner sangat diperlukan. Kita diciptakan berbeda tapi tidak untuk dibeda-bedakan atau disama samakan sehingga mencapai kehidupan pembanguna yang berkenlajutan. Mendidik perempuan berarti mendidik generasi”.
Mengundang pembaca sekalian untuk hadir meramaikan Forum SDGS Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Ajak rekan dan kolega untuk berdiskusi bersama di SDGS Seminar Series. Terus ikuti perkembangan kami di Instagram Official @sdgsseminarseries dan Kanal Youtube Seminar SDG’S Series serta Kanal Citrakara Mandala di Medium.