Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM telah menyelenggarakan seminar bulanan Sustainable Development Goals (SDGS) Seminar Series yang ke #56 pada 31 Agustus 2020 dengan tema “MERDEKA DARI BENCANA DI LAHAN GAMBUT”. Seminar dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media Webex dan live Youtube. Narasumber pada kesempatan kali ini adalah Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. (Kapokja Wilayah Kalimantan dan Papua Badan Restorasi Gambut) dan Dr. Arifuddin, S.P., M.P. (Peneliti Pusat Studi Bencana & Dosen Fakultas Petanian Riau).
Prof. Dr. M Baiquni, M.A. selaku host membuka sesi dengan menyatakan bahwa SDGS tidak hanya berkelanjutan tetapi juga berkeadilan dan berkedaulatan. “Pengelolaan lahan yang berkeadilan dan berkedaulatan akan menciptakan keberlanjutan dengan mengutamakan prinsip pembangunan yaitu kesejahteraan masyarakat, sehingga apabila terdapat kebijakan yang tidak berkeadilan akan menciptakan pembangunan yang tidak berkelanjutan,” lanjut Prof. Baiquni. Sesi selanjutnya dipandu moderator yaitu Dr. Erlis Saputra, M.Si yang memantik perbincangan dalam pendahuluannya yang menyatakan, “Pengelolaan lahan gambut berdampak munculnya banyak investor dan korporasi yang menimbulkan beberapa masalah deforestasi dan land subsidence menimbulkan konsekuensi yang besar bagi ekonomi masyarakat”. Pernyataan dari Prof. Baiquni dan Dr. Erlis Saputra meningkatkan antusiasme para peserta untuk menyimak materi dan berdiskusi bersama dengan Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. dan Dr. Arifuddin, S.P., M.P.
Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. menyampaikan materi mengenai restorasi lahan gambut. Restorasi gambut dapat dicapai dengan baik melalui partisipasi dari berbagai pihak, sehingga dapat memiliki kapasitas dan kemampuan memadai sehingga kegiatan restorasi gambut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam menjalankan mandatnya, BRG (Badan Restorasi Gambut) menerapkan 3 pilar utama dalam restorasi gambut : 1. Rewetting, 2. Revegetation, 3. Revitilization. Upaya restorasi gambut bukanlah hal yang mudah, mengingat karakteristik gambut yang unik dan rentan serta banyaknya kanal/saluran drainase yang menyebabkan gambut menjadi kering sehingga mudah terbakar. “Dinamika sosial ekonomi masyarakat yang hidup di lahan gambut merupakan hal yang kompleks, namun hal tersebut harus dihadapi dengan mengupayakan berbagai cara agar lahan gambut dipertahankan tetap basah dan lembab dimusim kemarau, sehingga dapat memberikan nilai manfaat bagi masyarakat” jelas Ir. Rudy dalam akhir sesinya.
Dr. Arifuddin, S.P., M.P. menyatakan sudut pandangnya mengenai restorasi gambut melalui kacamata bidang pertanian. Gambut merupakan ekosistem yang rentan terhadap bencana. Upaya strategis pemulihan kerusakan lahan gambut dapat dimulai dari desa secara komprehensif dengan melibatkan para pihak dengan waktu yang panjang. Perbedaan wacana antar pihak menunjukkan, tidak mudahnya melakukan pemulihan gambut yang terdegradasi, sebab kepentingan yang berbeda-beda. “Kita harus tetap optimis untuk membangun komunikasi yang strategis dalam pembangunan dengan memperhatikan 3 hal yaitu informasi, pengungkapan fakta, dan pemahaman menuju merdeka dari bencana di lahan gambut,” sambung Dr. Arifuddin dalan akhir sesinya.
Sesi materi yang disampaikan Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. dan Dr. Arifuddin, S.P., M.P. disambung dengan tanya jawab interaktif. Pada akhir acara Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. dan Dr. Arifuddin, S.P., M.P. memberikan closing statement masing- masing. “Diharapkan BRG dapat tetap berlanjut dikarenakan masih banyaknya permasalahan gambut yang belum selesai. BRG tidak dapat bekerja sendiri, dukungan dari masyarakat dan NGO diharapkan agar bencana gambut diminimalisir.” ungkap Ir. Rudy Priyanto, M.Sc. sedangkan Dr. Arifuddin, S.P., M.P. menutup dengan narasi “Apakah kita sudah merdeka atau belum? Belum, tapi praktek penyelamatan gambut sudah pada jalurnya. Sebagai akademisi, NGO, dan pemerintah daerah memiliki komitmen mengenai restorasi gambut beserta adanya lembaga dan anggraan yang lebih,”
Mengundang pembaca sekalian untuk hadir meramaikan Forum SDGS Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Ajak rekan dan kolega untuk berdiskusi bersama di SDGS Seminar Series. Terus ikuti perkembangan kami di Instagram Official @sdgsseminarseries dan Kanal Youtube Seminar SDG’S Series serta Kanal Citrakara Mandala di Medium.