Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi, Fakultas Geografi UGM dan didukung oleh Kelompok Studi Smart City, Village, and Region menyelenggarakan Webinar Series GEO-PW yang merupakan webinar kedua dari rangkaian Webinar Seri Pembangunan Wilayah IKN, dilaksanakan hari Sabtu Tanggal 20 Agustus 2022 dengan mengangkat tema “Masterplan Smart City Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Negara”. Webinar ini menampilkan kepakaran dosen-dosen dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya yang berasal dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM yaitu Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D. dengan topik: “Pemanfaatan TIK dalam Smart City di Kawasan IKN” dan dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM yaitu Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP. dengan topik: “Rencana Induk Smart City Kawasan IKN: Beberapa Catatan Kebijakan Publik Strategis”, serta dari Departemen Geografi pembangunan, Fakultas Geografi UGM yaitu Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T. sekaligus sebagai moderator dan juga menyampaikan materi dengan topik: “Tinjauan Aspek Pembangunan Kota dan Smart City IKN”. Acara webinar dihadiri oleh 263 peserta dari berbagai instansi seperti kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dosen, mahasiswa serta masyarakat umum.
Acara webinar dibuka oleh Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., selaku Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi UGM dan sekaligus sebagai moderator. Acara pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan Fakultas Geografi UGM yaitu Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. yang menyampaikan bahwa tema terkait dengan Masterplan Smart City IKN sangat penting dan strategis, khususnya apabila dilihat dari berbagai macam perspektif. Adanya diskusi ini juga membantu dalam memberikan kajian terkait dengan IKN yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan inklusif sehingga diharapkan pada akhir sesi diskusi dapat ditarik kesimpulan serta berbagai macam rekomendasi.
Pembicara pertama yaitu Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa IKN merupakan wilayah yang didesain untuk menjadi salah satu tumpuan dalam perkembangan teknologi. IKN juga diharapkan mampu menjamin berbagai pelayanan di masyarakat dengan skala yang luas. Definisi mengenai Smart City terdiri dari beberapa kata kunci diantaranya yaitu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kehidupan yang berkualitas. Banyak pendapat awam yang meyakini bahwa mewujudkan Smart City diperlukan teknologi yang canggih. Namun diketahui, TIK tidak berdiri di depan tetapi meresap ke berbagai upaya pembangunan pada berbagai sektor. Hal penting dalam Smart City yaitu bagaimana kita dapat berinovasi dengan cara baru yang lebih produktif dan efisien serta dapat menjangkau masyarakat dengan adanya teknologi. Terdapat pula berbagai macam produk teknologi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat, contohnya teknologi wireless yang memungkinkan kita terkoneksi ke daerah-daerah yang susah di akses atau berada pada remote area seperti di pedalaman hutan. Sistem wireless ini dapat berupa Long Range (LoRa) yang merupakan sebuah teknik modulasi berspektrum lebar (spread spectrum modulation technique). Berbagai bentuk aplikasi LoRa ini dapat digunakan untuk manajemen energi, pengendalian polusi, deteksi dini bencana dan lain sebagainya. Pemenuhan berbagai teknologi pada kawasan IKN dapat dilakukan secara bertahap seiring dengan persiapan kapasitas sumberdaya manusia, birokrasi dan regulasi guna mendukung keberlanjutan pembangunan. Berbagai bentuk rekomendasi khususnya yang berkaitan dengan pembangunan TIK pada kawasan IKN yaitu: diperlukan pendekatan Smart City (pembangunan berbasis inovasi secara multi sektoral yang didukung teknologi) dapat digunakan untuk mengakselerasi pembangunan di daerah-daerah pendukung IKN; serta otorita IKN (sebagai pengelola IKN) perlu membangun forum komunikasi bersama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di sekitarnya.
Selanjutnya, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP., memaparkan terkait visi utama dari pembangunan IKN yaitu mewujudkan kota yang nyaman dihuni dan menjadikan warganya dapat terus produktif. Namun, dalam mewujudkannya terdapat kebutuhan finansial yang perlu di pertimbangkan, khususnya investor dari berbagai pihak. Proporsi yang paling besar adalah KPBU atau yang dikenal dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha. Persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pembangunan Smart City lainnya cenderung bersifat multi sektoral atau lintas kewilayahan. Perencanaan pengembangan Smart City perlu menggunakan pendekatan yang integratif dan perspektif yang lebih luas. Masterplan Smart City kawasan IKN memiliki fokus pada pandangan yang lebih holistik terhadap isu-isu bersama yang dihadapi oleh kabupaten-kabupaten di kawasan IKN. Melihat dari pengalaman selama 50 tahun terakhir, terdapat lebih dari 40 negara yang membangun ibukota baru, seperti contoh; Australia yang membangun Canberra, Malaysia membangun Putrajaya, China membangun Beijing, dan Myanmar membangun Naypyidaw. Tidak semuanya berjalan sukses. Maka dari itu, diperlukan kesabaran, komitmen, dan evaluasi berkelanjutan bagi pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN).
Pembicara terakhir yaitu Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., yang membahas terkait tinjauan aspek pembangunan yang ada di IKN. Rencana pemindahan Ibukota Negara di Provinsi Kalimantan Timur berdampak pada Kabupaten/Kota di sekitar wilayah calon Ibukota. Daerah penyangga Ibukota Negara dalam Penyusunan Masterplan Smart City terdiri dari tiga kabupaten yaitu Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Diperlukan berbagai bentuk pembangunan guna menunjang kebutuhan masyarakat seperti halnya pelayanan dasar. Selain itu, dalam mengembangkan IKN diperlukan pula pertimbangan dan peningkatan kapasitas dari sumberdaya masyarakat lokal. Masyarakat yang tinggal di IKN diharapkan mampu berkontribusi dan berperan serta dalam IKN. Pemerintah daerah juga sudah menyusun berbagai program dalam meningkatkan kualitas sumberdaya dengan peningkatan kapasitas masyarakat dalam bentuk peningkatan pendidikan. Elemen penting dari Smart City dalam mempersiapkan IKN di Indonesia terutama terkait dengan smart governance. Konsep smart living dan smart environment juga perlu diperhatikan sejak awal untuk mewujudkan kota yang nyaman, tertib, dan aman. Penting juga untuk merancang smart branding dalam kaitannya dengan wajah kota.
Pada setiap akhir sesi pemaparan materi oleh pembicara terdapat kegiatan diskusi berupa tanya jawab. Terdapat total 20 pertanyaan dari peserta webinar yang kemudian dijawab secara umum oleh para pembicara. Sebagai penutup acara, Dr. Rini Rachamawati, S.Si., M.T., menyampaikan setelah kegiatan Webinar Series GEO-PW seri Pembangunan Wilayah IKN ke-2 diharapkan dapat dilanjutkan dengan penyelenggaraan webinar berikutnya.