Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi, Fakultas Geografi UGM menyelenggarakan Webinar Series GEO-PW yang merupakan webinar pertama dari rangkaian Webinar Seri Pembangunan Wilayah IKN pada Sabtu, 19 Maret 2022 dengan mengangkat tema “Masa Depan IKN: Kontribusi Bidang Geografi-Pembangunan Wilayah”. Webinar ini menampilkan kepakaran dosen-dosen di Minat Studi Pembangunan Wilayah yang terdiri dari Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T. dengan topik “Pembangunan Kota dan Smart City IKN”, Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si. dengan topik “Rencana Pengembangan Kawasan Strategis IKN”, Dr. Lutfi Muta’ali, S.Si., M.T. dengan topik “IKN dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Regional”, Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, S.Si., M.Si., M.Sc. dengan topik “Perspektif Kebencanaan di IKN”, serta Prof. Dr. M. Baiquni, M.A dengan topik “Prospek Pariwisata IKN”. Acara webinar ini dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai instansi seperti kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, dan juga dosen, mahasiswa, serta masyarakat umum.
Acara webinar dibuka dengan pengenalan Minat Studi Pembangunan Wilayah yang disampaikan oleh Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. selaku Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi. Dr. Rini menyampaikan tujuan diselenggarakannya Webinar Geo-PW Series adalah sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan terkait dengan Geografi-Pembangunan Wilayah sehingga dapat memberikan alternatif rencana pengembangan masa depan IKN. Acara pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. yang menyampaikan bahwa Ibu Kota Negara perlu dilihat dari berbagai sudut pandang keahlian dan pendekatan baik Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 Agenda serta beberapa indikator kunci perubahan iklim.
Pembicara pertama, Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T., menyampaikan bahwa pembangunan IKN perlu dilakukan dengan konsep smart dan terintegrasi, di mana pembangunan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan kota sehingga dapat menjadi ibukota yang layak huni. IKN memberikan peluang tersendiri sebagai daya tarik Provinsi Kalimantan Timur. Melalui konsep Green City, Forest City, Livable City, dan Smart City Sustainable City berorientasi sebagai Kota Percontohan IKN untuk Dunia. Berbagai kesiapan daerah sebagai ibukota, baik dalam aspek infrastruktur fisik, TIK, hingga SDM sudah direncanakan dan dituangkan dalam program bersama dalam Masterplan Smart City Kawasan IKN meliputi enam dimensi Smart City, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.
Selanjutnya, Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si., memaparkan kerangka pengembangan strategis Ibu Kota Negara (IKN) “Nusantara”. Adanya IKN memberikan pengaruh terutama untuk Indonesia bagian Timur. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya dalam pemindahan IKN melalui enam koridor, baik dari sentra produksi hingga koridor sebagai pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Investasi, dukungan infrastruktur, percepatan pertumbuhan ekonomi, dan regulasi menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Harapannya, IKN dapat mengakselerasi kerja sama regional antar daerah serta mampu memperkuat kawasan andalah sehingga IKN akan menjadi pusat pertumbuhan baru yang terintegrasi dengan Pusat Kegiatan Nasional.
IKN dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Regional disampaikan oleh Dr. Lutfi Muta’ali, S.Si., M.T. Dalam konteks pembangunan, perlu adanya konstelasi koridor ekonomi Kalimantan yaitu IKN dengan karakter intraregion dan interregion Kalimantan. Lebih jauh, keterkaitan IKN memiliki hubungan linier dengan kemanfaatan. Membangun keterkaitan menjadi kunci dalam pembangunan IKN. Adapun tujuh keterkaitan dalam pembangunan IKN yaitu Physical, Economic, Technological, Population Movement, Social, Service Delivery, dan Political. Konsep IKN Forest City dalam sistem Kota Kota Kalimantan perlu di back-up dengan hinterland di setiap koridor seperti Samarinda, Balikpapan, dan daerah sekitar sehingga tercipta ruang interaksi ekonomi dalam membangun ruang keterkaitan.
Pembicara keempat, Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, S.Si., M.Si., M.Sc. menyampaikan materi paparan terkait pembangunan berwawasan risiko dan tahan bencana, pembangunan berkelanjutan dan pengurangan risiko bencana, serta perencanaan Ibukota yang Tangguh Bencana. Upaya pengurangan risiko bencana dan perwujudan ibukota yang tangguh dapat dilakukan dengan berbagai upaya, seperti pencegahan, mitigasi (struktural dan non struktural), transfer risiko, dan kesiapsiagaan. Oleh karena itu, diperlukan inventarisasi sumber daya dalam mengurangi resiko bencana) membuka potensi ekonomi, dan pembangunan yang co-benefits.
Pembicara terakhir yaitu Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. menyampaikan prospek pariwisata di IKN & Kalimantan Timur. Diawali dengan penjelasan pentingnya IKN yang tidak lepas dari pembangunan desa, kontribusi geografi dalam pembangunan wilayah, terutama dalam pariwisata, serta pentingnya SDM menjadi statement pembuka dari Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. Pada aspek pariwisata, pemindahan ibukota akan mendorong pengembangan wilayah dan destinasi pariwisata. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi, koordinasi, dan kolaborasi melalui perencanaan geografi baik dalam pendekatan makro maupun mikro wilayah.
Sebagai penutup acara Webinar Series GEO-PW#1 diselenggarakan diskusi dan tanya jawab. Terdapat 22 pertanyaan dari peserta webinar yang kemudian dijawab secara umum oleh para pembicara. Sebagai penutup acara, Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. menyampaikan setelah kegiatan Webinar Series GEO-PW seri Pembangunan Wilayah IKN diharapkan akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan webinar berikutnya dan penyusunan buku tentang IKN.