Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada telah menyelenggarakan webinar kuliah tamu Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir sekaligus peluncuran MOOC Archipelago tanggal 10 November 2021 pukul 13.00 WIB siang tadi. Webinar kuliah tamu ini merupakan kegiatan kolaborasi ke-2 Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada dengan Archipelagic & Island States Forum UNDP Secretariat. Tema yang diusung kali ini, yaitu “Blue Economi for Sustainable Coastal and Marine Development”. Webinar ini dilakukan secara daring menggunakan media Zoom Meeting dan live YouTube. Pembicara utama pada webinar kuliah tamu ini adalah Dr. Benny Osta Nababan, S.Pi., M.Si. yang merupakan AIS UNDP Consultant for Blue Economy Development Index. Bertindak sebagai host adalah Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.RegDev. (Ketua Prodi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada). Pembukaan dan peluncuran MOOC Archipelago oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. sebagai Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Moderator adalah Surani Hasanati, S.Si., M.Sc. selaku team teaching MK Pengembangan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Adapun Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. sebagai Koordinator Mata Kuliah Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir memberikan pengantar wacana. Ibu Riny Modaso sebagai perwakilan dari Archipelagic & Island States Forum UNDP Secretariat menyampaikan pengenalan AIS dan Blue Economy.
Webinar kuliah tamu dibuka dengan peluncuran MOOC Archipelago Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Peluncuran MOOC dibuka oleh sambutan dari Ketua Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi, Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.RegDev. Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.RegDev. memaparkan, bahwa MOOC Archipelago merupakan diseminasi ilmu yang sebelumnya terbatas pada ruang kelas. Dengan adanya MOOC Archipelago, diharapkan ilmu pengetahuan dan materi lainnya dapat diakses oleh seluruh mahasiswa, baik mahasiswa dari dalam fakultas, maupun lintas fakultas, dosen, hingga masyarakat luas. Keberadaan MOOC Archipelago juga diharapkan dapat memfasilitasi skema pendidikan yang berfokus pada mahasiswa.
Dalam peluncurannya, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. pada sesi kedua memaparkan posisi dan peran Indonesia sebagai negara kepulauan di mata dunia. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 80.000 km. Namun, Indonesia masih sering dituduh sebagai pemasok karbon terbesar di muka bumi. Akan tetapi, faktanya adalah Indonesia memiliki laut yang sangat luas dengan padang lamun yang melimpah sebagai penangkap karbon terbesar di muka bumi. Oleh karena itu, perlunya soft declaration bahwa Indonesia memiliki penangkap karbon dan sumber daya kelautan yang tinggi, sehingga mampu mengurangi emisi karbon dunia.
Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. sebagai Guru Besar Departemen Geografi Pembangunan sekaligus Koordinator Mata Kuliah Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir pada sesi ketiga memaparkan arti penting blue economy bagi Indonesia. Dengan diterapkannya blue ecomony berdasar Pancasila, diharapkan dapat tercapai keadilan sosial, spasial, dan ekologi bagi seluruh makhluk hidup di Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menjaga keseimbangan iklim.
Riny Modaso pada sesi keempat memaparkan peran AIS Forum UNDP bagi negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia. Archipelago & Island State Forum UNDP merupakan platform yang berfokus untuk mengatasi permasalahan utama di negara-negara kepulauan di seluruh dunia. Terdapat 47 negara peserta AIS Forum, termasuk Indonesia. Negara-negara tersebut sepakat untuk melaksanakan empat kolaborasi utama, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, sampah plastik laut, dan tata kelola kelautan yang baik.
Sesi pemaparan narasumber oleh Dr. Benny Osta Nababan, S.Pi., M.Si. dimulai dengan konsep dan urgensi Blue Economy serta pengenalan Blue Economy Development Index (BEDI). Blue economy merupakan suatu konsep pengelolaan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Prinsip dalam blue economy meliputi efisiensi sumber daya alam, zero waste, inklusivitas sosial, sistem siklus produksi, inovasi dan adaptasi, yang semuanya kemudian akan menghasilkan efek ekonomi pengganda. Sedangkan BEDI merupakan indeks negara kepulauan yang mengukur kemampuan pembangunan ekonomi biru di masing-masing negara. BEDI membantu kelompok pengambil kebijakan dalam memantau dan mengembangkan laut untuk kesejahteraan negaranya.
Sesi terakhir pada webinar ini diisi dengan diskusi interaktif dari peserta webinar yang terdiri dari Pemerintah Pusat & Daerah, akademisi dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia, serta masyarakat umum.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bapak/Ibu/Saudara atas partisipasinya dalam Webinar Kuliah Tamu Mata Kuliah Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir 2021 dengan tema “Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development” sekaligus peluncuran MOOC Archipelago Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Ikuti terus perkembangan kami melalui:
- YouTube Channel: Pembangunan Wilayah UGM (https://bit.ly/PembangunanWilayahUGM)
- Instagram: @pw_ugm
- Website: https://pw.geo.ugm.ac.id/category/seminar/